Syaikh Muhammad al-Hamûd an-Najdî
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ
“Dan janganlah kamu menyangka bahwa Allôh lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zhalim.” (QS Ibrâhîm : 42)
Pada
hari Sabtu (beberapa minggu) yang lalu, kaum Yahudi melakukan
penyerangan besar-besaran terhadap penduduk Gaza yang terkepung,
sehingga menyebabkan jatuh korban meninggal dunia mencapai tiga ratus
orang (sampai hari ini, Ahad 11 Januari, tidak kurang dari 800 kaum
muslimin Gaza telah gugur, pent.) dan sekitar 900 orang terluka (sampai
hari ini lebih dari 3000 orang terluka, pent.). Wa lâ Haula wa lâ Quwwata illâ billâhi (tidak ada daya upaya dan kekuatan melainkan hanya dari Allôh).
Hal
ini bukanlah suatu hal yang aneh dan baru bagi mereka! Permusuhan
mereka terhadap umat ini dan umat lainnya, serta pengkhianatan dan
pelanggaran mereka terhadap janji, telah terulang kembali sepanjang
sejarah untuk kesekian kalinya. Mereka adalah pembunuh para nabi dan
pengikutnya, mengkufuri apa yang diturunkan Allôh Subhânahu, merubah kitab-kitab suci Allôh Ta’âlâ
seperti Taurôt dan Injîl. Mereka dan bapak moyang mereka, rupa mereka
diubah seperti kera dan babi, tatkala mereka melakukan pelangaran di
hari Sabtu, sebagaimana yang diceritakan Allôh Ta’âlâ di dalam Kitab-Nya. Firman-Nya :
ولقد علمتم الذين اعتدوا منكم في السبت فقلنا لهم كونوا قردة خاسئين فجعلناها نكالا لما بين يديها وما خلفها وموعظة للمتقين
“Dan
Sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu
pada hari Sabtu, lalu kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera
yang hina”. Maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi
orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang Kemudian, serta
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Baqoroh : 65-66)
Allôh menyebutkan kisah mereka lebih panjang lebar di dalam surat al-A’râf, firman-Nya :
واسألهم
عن القرية التي كانت حاضرة البحر إذ يعدون في السبت إذ تأتيهم حيتانهم يوم
سبتهم شرعا ويوم لا يسبتون لا تأتيهم كذلك نبلوهم بما كانوا يفسقون
“Dan
tanyakanlah kepada Banî Isrâ’îl tentang negeri yang terletak di dekat
laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang
kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung
di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak
datang kepada mereka. Demikianlah kami menguji mereka disebabkan mereka
berlaku fasik.” (QS al-A’râf : 163).
Allôh Jalla Jalâluhu
memerintahan Banî Isrâ’îl untuk mengagungkan dan memuliakan hari Sabtu
serta melarang mereka untuk berlayar menangkap ikan. Namun mereka
membangkang dan melanggar perintah-Nya serta bersikap lancang dan
menentang. Mereka meninggalkan perintah Allôh dan mengesampingkannya,
serta meneruskan kesesatan dan pelanggaran mereka.
Allôh Ta’âlâ berfirman :
فلما نسوا ما ذكروا به أنجينا الذين ينهون عن السوء
“Maka
tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, kami
selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat” (QS al-A’râf : 165)
Yaitu, orang-orang yang melarang mereka dari berlayar untuk mencari ikan dan membangkang pada hari Sabtu…
وأخذنا الذين ظلموا بعذاب بئيس بما كانوا يفسقون فلما عتوا عما نهوا عنه قلنا لهم كونوا قردة خاسئين
Dan
kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras,
disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala mereka bersikap
sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, kami katakan
kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina.” (QS al-A’râf : 166)
Maka
Allôh merubah keadaan mereka menjadi kera yang saling berkerumun, yang
rendah lagi hina. Sampai-sampai ada kera dari bangsa mereka yang
menghampiri kerabatnya dengan meratap dan menangis. Dan ada seorang
manusia yang tidak diketahui siapa dia, mengatakan : “Bukankah telah
kami peringatkan kamu dari kekuasaan Allôh, kami peringatkan kamu dari
siksa-Nya, kami telah peringatkan dan peringatkan… sebagaimana yang
disebutkan oleh ahli tafsir. (Lihat Tafsîr Ibnu Jarîr).
Orang
Yahudi yang diubah rupanya menjadi kera, tidak hidup lebih dari tiga
hari dan tidak bisa memiliki keturunan, sebagaimaa yang dijelaskan Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam di dalam hadits Muslim. Inilah hukuman Allôh Ta’âlâ
kepada mereka yang telah berlalu, dan sungguh hukuman ini tidaklah jauh
bagi orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya, ketentuan Alloh akan
senantiasa terjadi pada makluk-Nya yang tidak akan berubah dan berganti.
ولا يحيق المكر السيء إلا بأهله فهل ينظرون إلا سنة الأولين فلن تجد لسنة الله تبديلا ولن تجد لسنة الله تحويلا
“Rencana
yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya
sendiri. tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya)
sunnah (Allôh yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu.
Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat perubahan bagi sunnah Allôh,
dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allôh
itu.” (QS Fâthir : 43).
Sunnah Allôh Azza wa Jall
ini akan senantiasa berlangsung baik kepada orang-orang terdahulu
maupun belakangan, yang tidak akan berubah selamanya. Dan setiap orang
yang meniti di atas jalan kezhaliman dan kerusakan, pembangkangan dan
penentangan serta bersikap arogan terhadap hamba-hamba Allôh, niscaya ia
akan mendapatkan murka Allôh dan sirnalah kenikmatan yang ada padanya.
Tunggulah wahai Yahudi… apa yang akan dilakukan Allôh Azza wa Jalla… Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuat…!!!
وسيعلم الذين ظلموا أي منقلب ينقلبون
“Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar