Seperti apa kehidupan para mujahid Palestina? Tiga orang mujahid Palestina diwawancarai oleh gulfnews.com menuturkan keseharian mereka.
"Kami hidup normal dan biasa saja, kecuali di saat perang. Ketika
perang, kami tidak pernah lagi tinggal atau sempat pulang ke rumah,
bahkan untuk sedetikpun. Untuk mengetahui kondisi keluarga, kami
menelefon mereka, atau mengirim seseorang yang kami percaya. Dalam
kondisi normal, kami berkumpul bersama keluarga, silaturahim dengan
teman-teman. Perang membuat semuanya menjadi sulit." ujar salah seorang
dari mereka.
"Apakah kami memikirkan kematian? Tentu saja, kami sangat khawatir,
tapi bukan terhadap diri kami sendiri, melainkan pada keluarga kami.
Seperti siapapun di dunia ini, kita selalu kuatir terhadap keluarga kita
melebihi pada diri sendiri. Kami telah memilih jalan perjuangan, tak
ada yang memaksa kami. Ini pilihan hidup kami."
"Dunia selalu mengira kami membesarkan anak-anak untuk menjadikan
mereka barisan perjuangan melawan Israel, itu salah besar. Kami tidak
pernah sama sekali melibatkan anak-anak dalam perjuangan kami. Itu
adalah propaganda Israel. Semua yang terlibat dalam perjuangan adalah
laki-laki dewasa, mulai dari usia 20, 25 dan 30 tahun. Mereka yang
tergabung menyadari benar akan risiko menjadi mujahid. Sekali lagi kami
tidak pernah sekalipun menggunakan anak-anak untuk menghadapi musuh!"
"Yang ada dalam pikiran kami ketika kami menarik pelatuk, bagi saya
pribadi, saya harus membunuh mereka, tentara-tentara Israel itu seperti
mereka yang membunuh orang-orang Palestina tak berdosa. Jika saya
meninggalkan satu orang tentara Israel saja, maka dia akan kembali
membunuh lebih banyak lagi warga kami."
"Orang bertanya bagaimana kami selama ini mendapatkan senjata
sedangkan kami dikepung sedemikian rupa. Walaupun Israel menutup semua
terowongan, kami akan tetap mendapatkan senjata untuk melindungi diri.
Kami mempunyai banyak sekali terowongan yang tidak pernah diketahui oleh
siapapun, kecuali kami sendiri. Dan Allah selalu menolong kami."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar