Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang
mendekatinya, “WAHAI SAUDARAKAU JANGAN DEKATI MUHAMMAD , DIA ITU ORANG GILA…..!!DIA ITU PEMBOHONG….!! DIA ITU TUKANG SIHIR..…!! .apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya” . Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
mendekatinya, “WAHAI SAUDARAKAU JANGAN DEKATI MUHAMMAD , DIA ITU ORANG GILA…..!!DIA ITU PEMBOHONG….!! DIA ITU TUKANG SIHIR..…!! .apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya” . Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah
wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi orang yang membawakan
makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat
terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya
Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah SAW dan
beliau bertanya kepada anaknya itu,
“Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”.
Aisyah RA
menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir
tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu
saja”.
“Apakah
Itu?”, tanya Abubakar RA.”Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi
keujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi
buta yang ada di sana”, kata Aisyah RA.
Keesokan
harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk
diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu
memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya,
si pengemis marah sambil menghardik, “Siapakah kamu ?”.
Abubakar RA menjawab,”Aku orang yang biasa.”
“Bukan!
Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku” , bantah si pengemis buta
itu. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan
tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu
selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut
setelah itu ia berikan padaku”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata
kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu.
Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah
tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”. Seketika itu juga pengemis
itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata,
“Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia
tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa
makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. “
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar