Rabu, 05 Oktober 2011

wajah-wajah miris muslimah dan mujahid muda somalia dalam krisis pangan

Sementara di belahan bumi lain orang-orang berpesta dengan kemewahan. Sementara di bumi lain, warga dunia bingung untuk diapakan uang mereka yang berlimpah. Sementara di Indonesia orang-orang antri di mal dan pusat perbelanjaan, kaum muslimin Somalia menghitung hari untuk keberlangsungan hidup mereka.
Berikut ini adalah di antara wajah-wajah duka muslimah dan mujahid-mujahid muda Somalia. Kelaparan dan krisis gizi memaksa mereka untuk berjalan jauh untuk sesuap makan. Walaupun, terik dan tangis anak-anak mengiringi perjalanan hidup mati mereka.

Dadaab, salah satu kamp pengungsian di Kenya, tiba-tiba menjadi ramai dengan sekitar 400 ribu wanita dan anak-anak yang ingin mendapatkan bantuan makanan dan layanan kesehatan untuk balita mereka.

Warga Somalia termasuk anak-anak sedang antri jatah makanan di sebuah pengungsian di Mogadishu. Selama dua pekan pertama di bulan Juli, ribuan orang sudah mendatangi tempat-tempat pengungsian untuk mendapatkan bantuan makanan.
Para ibu dan anak-anak mereka harus bersabar dalam antrian panjang untuk mendapatkan makanan. Ribuan orang memadati sebuah pengungsian di Mogadishu dalam dua pekan di awal Juli. Dari hari ke hari, jumlah mereka terus bertambah.
Duba Dagane sedang berusaha membantu suaminya, Abdi Ibrahim yang menderita kelaparan dan krisis gizi di sebuah pengungsian di Kenya.
Seorang pasukan dari faksi Asy-Syabab sedang menjaga ratusan muslimah yang ikut mengantri untuk mendapatkan makanan di sebuah pengungsian di Somalia. Konflik bersenjata memang terus berlangsung melibatkan pemerintah, mujahidin Somalia, dan pasukan dari luar Somalia.
Inilah di antara kemasan makanan yang saat ini menjadi konsumsi sehari-hari warga muslim Somalia. Beberapa pihak memanfaatkan ini untuk mengambil keuntungan politik.
Aden Salaad, balita berusia 2 tahun, berada di bak air ibunya di sebuah pengungsian di Kenya. Tempat inilah yang dirasa paling nyaman untuk Salaad ketika ibunya sedang mendaftar dan ikut antri mendapatkan makanan dan layanan kesehatan.
Suban Usman, nenek usia 60 tahun, sedang memangku dan menemani cucunya yang sedang sakit di sebuah klinik di pengungsian.
Abdul Fatah Hasan, bocah usia 11 bulan sedang menanti pelayanan kesehatan di sebuah pengungsian di Kenya. Seperti umumnya balita Somalia, Fatah menderita krisis gizi dan kelaparan.
Aden Ibrahim, 4 tahun, meninggal dunia ketika keluarganya baru saja tiba di sebuah pengungsian di Kenya. Seperti halnya balita lain di Somalia, Aden meninggal karena krisis gizi.
Sekitar enam warga Somalia sedang menyalatkan jenazah gadis cilik berusia 3 tahun, Nasro Ahmad Gure yang terbungkus dalam tikar plastik. Nasro meninggal karena kelaparan dan krisis gizi di pengungsian Dagahaley, Kenya.mnh/boston.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar