Rabu, 05 Oktober 2011

Karomah Ambon : Ribuan Mujahidin Berjubah Putih

mujahidinPada hari Jum’at, 23 Januari 1999, masyarakat Desa Hitu – kurang lebih berjarak 25 km dari Ambon – ingin pergi ke Ambon bergabung dengan Muslim lainnya membela Agama Allah yang telah diinjak-injak kaum kafirin. Mereka baru mengerti, pengiriman orang-orang Nasrani dari kampung-kampung ke Ambon sebelum ‘Iedul Fitri ternyata mengandung rencana busuk. Pada Hari Raya, jumlah Muslimin di Ambon berkurang drastis karena banyak yang mudik. Sedang orang-orang kafir bertambah banyak. Itu sebabnya mereka berani menyerang umat Islam.
Kabar yang beredar di masyarakat Desa Hitu dan sekitarnya menyebutkan bahwa dalam penyerangan Kamis malam, Masjid Raya Al-Fatah telah membakar dan saya – Imam Masjid tersebut – telah terbunuh oleh orang-orang Kristen. Kaum Muslimin Desa Hitu itu berkata, “Kalau Masjid Raya telah terbakar dan Ustadz telah terbunuh, untuk apa lagi kita hidup ! Mari bersama-sama kita jihad fi sabilillah !”
Di Ambon, jika orang ingin jihad fi sabilillah, mereka melakukan upacara ritual dulu: mereka mandi membersihkan segala najis yang mungkin masih melekat di sekujur tubuh, disusul dengan berwudhu, lalu mengenakan baju perang berupa jubah putih – dari Desa Hitu, Mamala, Maurela, dan Wakal – yang berjumlah sekitar empat puluh orang mulai bergerak. Mereka tidak banyak. Orang yang sungguh-sungguh siap untuk jihad fi sabilillah bukanlah orang sembarangan. Mereka harus mengerti betul apa hakikat jihad fi sabilillah tersebut.

Setibanya di Paso, mereka dihadang barikade pasukan Brimob. Pasukan Brimob itu memberi tahu bahwa Masjid Raya Al-Fatah tidak terbakar. Namun pemberitahuan itu tidak membuat pasukan jubah putih itu surut langkah. Mereka telah siap berjihad. Karena tidak mau kembali ke Hitu, akhirnya pasukan Brimob tersebut melepaskan beberapa tembakan ke arah mereka. “Namun aneh, tak sebutir peluru pun sanggup menembus jubah putih mereka. Peluru terakhir yang ditembakkan malah mental dan berbalik menuju aparat yang menembaknya. Ini diakui oleh si penembaknya sendiri”.
Anggota Brimob itu menuturkan, “Setelah menembak mereka, peluru itu langsung mental, berbalik ke saya. Untung saya cepat menghindar. Setelah itu seluruh badan ini bergetar hebat. Gemetar. Senjata yang saya pegang jatuh. Akhirnya saya bilang sama komandan dan bahwa mereka ini bukan orang-orang biasa”. Dalam penglihatan pasukan Brimob itu, empat puluh orang pasukan jubah putih tampak berjumlah ribuan orang. Empat orang tua berjubah dan bersorban putih yang duduk di atas empat kuda putih tampak memimpin pasukan besar tersebut. Padahal orang-orang muslim itu tidak melihat siapa-siapa selain keempat puluh warga Desa Hitu dan sekitarnya itu, dan tidak satu pun yang mengendarai kuda.
Setibanya di pinggiran Ambon, mereka dihadang tentara lagi. Mereka dinasehati agar kembali saja ke Hitu, sebab Masjid Al-Fatah tidak terbakar dan Ustadz Abdul Aziz masih hidup. Setelah mengecek kebenaran berita itu, akhirnya mereka pulang dengan damai. Dalam perjalanan pulang ke Hitu, mereka dihadang orang-orang Kristen. Terjadilah pertempuran hebat. Dalam waktu singkat seluruh orang-orang kafir itu berhasil ditumpas. Pertempuran itu menyebabnya seluruh perkampungan kafirin dan sejumlah gereja. Andai saja pasukan jubah putih itu tidak dihadang dan diserang, hal tersebut tidak akan pernah terjadi. Siapa menabur angin akan menuai badai.

13 komentar:

  1. Jangan terlalu mengarang cerita. dasar tolol��

    BalasHapus
    Balasan
    1. luh yang tolol...pasti kamu golongan obet...yang tak bersunat dan tak mandi wajib .... iya khan....

      Hapus
  2. Allah huakbar..Allah huakbar.maju terus umat Islam.yg dijawa Kalimantan Sulawesi Sumatra semua bersatu.rapatkan barisan.klu diambon saudara kita kaum minor.klu diempat pulau ini apa mereka berani????

    BalasHapus
  3. Allah menurunkan pasukanNya... Allaahu Akbar.

    BalasHapus
  4. Allah menurunkan pasukanNya... Allaahu Akbar.

    BalasHapus
  5. Maha suci allah yang selalu melindungi kita.... Semoga yang meninggal dalam perang membela umat islam mati dalam keadaan mati syahid.... Aminnn

    BalasHapus
  6. Siapa yang menang pasti islam sebagai benteng kekuatan negara kita tercinta

    BalasHapus